Tuesday, December 10, 2013

Ceritaku di International School for Young Astronomer (ISYA) 2013 : Mukadimah

Hidup memang penuh kejutan, Tuhan mengatur semesta dengan skenario di atas standar box office. Tiga kali saya mencoba mengajukan diri untuk mengikuti kuliah pendek level internasional, ISYA (International School for Young Astronomer) adalah sekolah/kuliah pendek yang biasanya dilaksanakan pada musim panas yang bertemakan Astronomi, yang menjadi special adalah para pengajarnya adalah para doktor dan profesor yang berasal dari universitas terkenal diseluruh dunia, dan diselenggarakan tiap tahun di negara yang berbeda. Satu lagi pesertanya pun dari beberapa negara satu benua sekitar negara dimana sekolah itu berlangsung.

Pada tahun 2013 ini, Indonesia menjadi tuan rumah ISYA yang dikordinir oleh LAPAN dan ITB (Prodi. Astronomi). Alhamdulillah nama saya tercatat di salah satu 40 nama peserta yang lolos seleksi yang di umumkan di situs resmi (alamat web). Sapa yang sangka? Pengemar Astronomi yang masih amatir ini bisa lolos, tapi ini lah yang namanya rezeki. Kemudahan informasi dan relasi yang telah saya bangun bertahun-tahun memang membantu membuka pintu rezeki ini, catat ini sebagai pelajaran hidup nomor satu.

Setelah berkordinasi dengan pihak kantor dan panitia, akhirnya saya mengikuti Sekolah ini selama 3 minggu, masih ingat sekali pada awal kegiatan saat sesi makan siang yang kebetulan saya satu meja dengan para panitia. Di posisi depan saya adalah Ibu Clara Y. Yatini, Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN. di samping kanan saya duduk Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan dan di samping kiri saya duduk Dr. Hakim L. Malasan, Dosen Astronomi ITB dan vice-President of Division C Education, Outreach and Heritage, IAU.

Sesi Makan Siang bersama panitia
 
Setelah bertemu dalam beberapa kesempatan, sosok saya di mata meraka memang tidak terlalu asing. Obrolan di mulai dari Ibu Clara yang menyampaikan informasi kalau saya sedang menanti kelahiran anak, akhirnya obrolan pun meluas tentang pemberian nama anak. Benar saja orang tua memberi nama anak tidak jauh dari bidang orang tuanya, Pak Hakim dan Pak Thomas ternyata menamai anaknya dengan nama yang sama yaitu Vega (Bintang paling terang di rasi Lyra). Tapi karena jenis kelamin anak Pak Hakim lelaki maka beliau menambahkan kata lagi dibelakangnya menjadi Vegantara.

Entah karena pembicaraan tersebut atau memang sudah waktunya, tepat keesokan harinya isteri saya mengirimkan pesan singkat bahwa dia sudah mengalami kontraksi kuat dan sedang berangkat menuju Rumah Sakit, Setelah izin ke Panitia saya pun bergegas menunggangi sepeda motor yang memang sengaja di bawa untuk keadaan darurat. Perjalanan Jatinangor - Cimahi ku lalap dalam waktu 45 menit, saya mendapati istri saya sudah di ruang observasi. 

Pukul 15.50 WIB hari Selasa tanggal 27 Agustus 2013, akhirnya puteri ke dua saya lahir dengan proses persalinan normal. Subhanalloh... Segala Puji untuk Alloh... Semuanya seperti begitu Indah dan dimudahkan. Esok harinya kabar kelahiran pun merebak luas di antara peserta ISYA, karena para panita menempelkan pengumuman. Ucapan selamat pun mengalir dari para peserta, panita dan para pengajar.

Akhirnya paling terberat adalah memberikan nama pada buah hati, nama adalah doa untuk anak kita. Tapi seperti kebanyakan orang Indonesia yang selalu mengaitkan kejadian sesuatu pada saat kelahiran anak, biar ada rekam jejak maka aku dan istri sepakat memberikan nama "Clarisa Jenna Rayasmara". bila dipecah perkata maka memiliki arti brikut :
Clarisa (Clarissa, Clarice) = Pintar, Cerdas, Hebat
Jenna (Jannah) = Surga
Rayasmara (Ray+Asmara) = Cahaya/Sinar + Cinta+Kasih.



Bagaimanapun juga tahun 2013 ini adalah tahun terindah bagi saya... Thanks Alloh...

No comments:

Post a Comment